"Pura-Pura Cinta": Remaja


Dari waktu ke waktu, remaja sering digambarkan sebagai sosok yang ambivalen. Kelompok yang bukan anak-anak, tetapi juga belum dewasa. Mereka belum memiliki posisi sosial yang kokoh di masyarakat, dan secara politis dianggap sebagai kelompok yang tidak diperhitungkan. Bahkan tidak jarang, ketika kita meluncur dalam banyak cerita-cerita remaja, cerita-cerita tersebut menggunakan formula dunia remaja yang penuh dengan romansa, kebimbangan terhadap rencana studi, dan hal-hal manis masa muda lain. Remaja dicitrakan sebagai kelompok yang penuh kebimbangan dalam "mencari jati diri". Akan tetapi, membaca webtoon "Pura-Pura Cinta" karya Lee Kyeo Ul setidaknya membawaku melihat bahwa dunia remaja justru lebih dari sekadar "mencari jati diri" atau cerita romansa. Dunia remaja yang dihadirkan di dalamnya justru membicarakan hal-hal politis dengan cara yang polos dan jujur.

Webtoon ini bercerita tentang persahabatan antara empat anak SMA, Ha Yeon Sil, Kang Jin Yu, Yoon Do  Hwa, dan Yoon Kye Hee. Akan tetapi, untuk mengulas bagaimana "persahabatan" dinarasikan di dalam webtoon ini, aku ingin menyorot dua tokoh utama dari empat sahabat itu, Kang Jin Yu dan Yoon Kye Hee.

Kang Jin Yu: Mencari Afirmasi Diri

Memasuki fase "bukan lagi anak-anak", remaja seperti dihadapkan dalam dua opsi yang membuat bimbang: melepaskan diri dari apa yang disebut kebanyakan orang "kekanak-kanakan" dan menjadi konformis terhadap norma yang ada di masyarakat, atau tetap bertahan pada apa yang mereka yakini dan sukai. Hal inilah yang dialami oleh salah satu tokoh utama, Kang Jin Yu, seorang hardcore fan Pokemon yang sampai masa dewasanya nanti senang mengoleksi merchandise Pokemon. Ketika ia memasuki bangku SMP, ia mendadak kehilangan teman-temannya yang dulu senang bermain permainan anak-anak. Ia bahkan sempat dicibir karena mempertahankan hobi itu. Tetapi, meski akhirnya ia menyembunyikan sisi anak-anaknya di balik topeng sikap dinginnya, diam-diam ia masih mengoleksi mainan-mainan Pokemon dari waktu ke waktu. Hal inilah yang mempertemukannya dengan Ha Yeon Sil.

Background story Kang Jin Yu yang menyembunyikan "aib" dirinya dan akhirnya ketahuan oleh Yeon Sil (dan akhirnya berbuah cerita romansa) memang bukan formula cerita yang sama sekali baru, apalagi dalam genre high school romance. Akan tetapi, sebagai orang dewasa yang sampai detik ini menggemari plushie dan juga franchise Pokemon, hal-hal yang mungkin dianggap oleh sebagian besar orang kekanak-kanakan, aku merasa kebimbangan Jin Yu sangat mirip dengan kondisiku (dan mungkin juga sebagian besar pembaca yang masih menggemari apa yang sering dipersepsi "cuma mainan" atau "untuk anak-anak". Setidaknya, proses Jin Yu mencari afirmasi atas sisi anak-anak dirinya menjadi salah satu hal yang menarik untuk dibaca dalam cerita ini. Pada akhir cerita, Jin Yu membuktikan bagaimana sisi dirinya sebagai anak-anak dan sebagai orang dewasa ia rengkuh bersama dalam proses pendewasaan dirinya.

Yoon Kye Hee: Tentang Diskriminasi Orientasi Seksual

Memasuki pertengahan cerita, Yoon Kye Hee menjadi tokoh yang kisahnya cukup banyak disorot, dan bagiku menjadi babak yang paling menarik di dalam cerita ini. Ia adalah adik kembar dari Yoon Do Hwa, teman sekelas Ha Yeon Sil. Sebagaimana Jin Yu menyembunyikan sisi dirinya yang menyukai mainan kala memasuki dunia remaja, Kye Hee juga memiliki rahasia, yaitu bahwa dia adalah seorang gay. Membaca keterangan ini, aku rasa sebagian pembaca (apalagi di tengah masyarakat konservatif seperti di Indonesia) bisa membayangkan apa yang dialami Kye Hee dengan identitas dirinya tersebut. 

Sorotan pada diskriminasi orientasi seksual Kye Hee tidak hanya sekadar di lingkungan sekolah. Pada satu waktu, bukan hal yang asing baginya ketika di tengah jalan ramai ia tiba-tiba dimaki sebagai seorang yang penyakitan. Di sisi lain, ketika ia berteman dengan sesama laki-laki, sebagian besar pihak akan memasang tembok kewaspadaan agar "tidak tertular", meski Kye Hee berteman dengan tulus, sebagaimana seorang hetero berteman dengan laki-laki dan perempuan. Meski kajian gender sudah berkembang dan oposisi biner menjadi narasi yang sebetulnya sudah usang, tetapi diskriminasi tetap hadir. Diskriminasi yang begitu menekan ini dibicarakan dan ditunjukkan dengan blak-blakan di dalam "Pura-Pura Cinta".

Kye Hee beruntung karena keluarganya tetap mencintai dan menerima identitasnya. Dan meski adiknya Do Hwa cukup sering mencemaskannya dan berusaha menyembunyikan identitas Kye Hee, ia dan Yeon Sil menjadi salah satu support system Kye Hee dalam memutus rantai diskriminasi ini. Merekalah yang membela Kye Hee ketika ia diserang di ruang publik dan menerima Kye Hee apa adanya. Mereka tidak memilih menjadi seorang bystander.

Kehadiran homoseksual dalam cerita webtoon bukan hal yang jarang. Akan tetapi, representasi positif terhadap komunitas yang rentan termarjinalisasi di dalam masyarakat ini rasanya masih hal yang cukup jarang ditemui. Di dalam Istri Palsu Duke misalnya, tokoh-tokoh homoseksual direpresentasikan melalui peran mereka sebagai tokoh jahat yang menyiksa tokoh utama. Dalam posisi yang demikian, webtoon "Pura-Pura Cinta" menjadi penting untuk membicarakan diskriminasi yang sehari-hari dialami komunitas LGBT.

Penutup

Sebagaimana disebut di awal tulisan ini, "Pura-Pura Cinta" bercerita tentang tipikal kisah persahabatan SMA. Akan tetapi, persahabatan itu tidak dinarasikan sebagai sesuatu yang penuh heroisme dan solidaritas buta, seperti ketika di dalam manga-manga shonen para tokohnya berseru-seru mengenai "nakama" dan "atas kekuatan persahabatan". Mereka mempertanyakan apa yang mereka yakini, bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang lain di luar diri mereka, kemudian mereka mengambil sikap. Dalam salah satu dialog antara Yeon Sil dan Jin Yu, mereka mendiskusikan mengenai bagaimana seringkali kebencian itu muncul atas ketidaktahuan, atau bagaimana kebencian terhadap satu sisi yang tidak menyenangkan dari seseorang tumpang tindih dengan orientasi seksualnya. Webtoon ini tidak hanya membicarakan tetang persahabatan, tetapi juga subtema-subtema tentang imipian masa kecil, kedewasaan, dan diskriminasi. Meski subtema mengenai diskriminasi orientasi seksual adalah hal yang cukup serius, ia dikemas sedemikian rupa dengan bahasa yang sederhana, yang dekat dengan para remaja.

Comments

Popular posts from this blog

Ebony: Gerakan Akar Rumput Dari, Oleh, dan Untuk Perempuan

Mengirim Doa dan Semangat Baik untuk Para Penyintas Kekerasan Seksual